Oleh :
Puji Astuti, S.Pt.
Pendahuluan
Tembakau Desa Tawing |
Pangsa pasar untuk komoditi tembakau
saat ini memang masih menjanjikan. Mengingat jumlah penduduk yang merokok dari
tahun ke tahun selalu meningkat. Hal ini juga dibuktikan dengan besarnya
pendapatan negara dari cukai rokok. Sedangkan permintaan akan komoditas
tembakau belum semuanya tercukupi dari dalam negeri. Hal inilah yang mendorong
para petani untuk terus menanam tembakau.
Penanaman terus-menerus, hasil panen diangkut keluar, maka sebagain besar
lahan sawah di Indonesia mempunyai kandungaan C organic yang rendah, yaitu rata-rata
kurang dari 0,5%. Padahal tanah dimasukkan dalam kategori subur jika kandungan
C organic lebih dari 2%, atau lebih idealnya lagi 2,5% - 4%. Menurunnya
kandungan C organik mengakibatkan turunnya tingkat kesuburan tanah. Hal- hal lain
yang menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan tanah, adalah sebagai berikut :
1.
Penggunaan tanah yang over intensif.
2.
Tingginya penggunaan pupuk kimiawi.
3.
Kurangnya penggunaan pupuk organik.
4.
Kurangnya penerapan usahatani konservasi.
Pemupukan tanaman tembakau |
Sering kurang disadari petani, bahwa walaupun peranan bahan organik
terhadap suplai unsur hara bagi tanaman kurang, namun peran bahan organik yang
paling besar dan penting adalah kaitannya dengan kesuburan fisik tanah. Apabila
tanah kandungan humusnya semakin berkurang, maka lambat laun tanah akan menjadi
keras, kompak dan bergumpal sehingga menjadi kurang produktif.
Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik atau
mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman.
Sedangkan pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan sisa
(limbah) pertanian baik ternak maupun tanaman dengan menggunakan
fermenter/starter yang mengandung bakteri pengurai dan mikroorganisme pengurai
lainnya dikenal dengan istilah BOKASHI
(Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hayati).
Pupuk organik jika dibandingkan dengan pupuk anorganik/kimia, mempunyai
keunggulan, antara lain :
1.
Pupuk organik banyak mengandung unsur dalam bentuk
tersedia yang dibutuhkan tanaman.
2.
Unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik
dilepaskan secara perlahan-lahan sehingga ketersediaan hara sesuai dengan
pertumbuhan tanaman dan mempercepat penyerapan unsur tertentu.
3.
Pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan
biologi tanah.
Jenis-jenis
pupuk organik berdasarkan asal bahannya:
1.
Pupuk kandang adalah
pupuk yang berasal dari kotoran ternak baik berupa kotoran padat (feses) yang
bercampur sisa makanan maupun kotoran cair (urine).
2.
Pupuk kompos adalah
pupuk yang berasal dari proses pelapukan bahan-bahan yang berupa dedaunan,
jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah organik dan lain-lain.
3.
Pupuk hijau adalah
pupuk yang berasal dari hijauan, yaitu bagian-bagian dari tanaman seperti daun,
tangkai dan batang tanaman yang masih muda.
4.
Humus adalah sisa
tumbuhan berupa daun, akar, cabang yang sudah membusuk secara alami dengan
bantuan mikroba (di dalam tanah) dan cuaca (di atas tanah), misalnya lapisan
atastanah di hutan.
5.
Kotoran burung liar
(guano) adalah pupuk yang berasal dari kotoran burung liar, yang paling
terkenal kotoran kelelawar.
Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik.
I. Terhadap kesuburan tanah.
Peranan bahan organik
sangat besar dalam meningkatkan kesuburan tanah, dan akan menentukan
produktivitas tanah. Peranan bahan organik tidak hanya berperan dalam
penyediaan hara tanaman saja, namun yang jauh lebih penting terhadap perbaikan
sifat fisik, biologi dan sifat kimia tanah lainnya seperti terhadap pH tanah,
kapasiatas pertukaran kation dan anion tanah, daya sangga tanah dan netralisasi
unsur meracun seperti Fe, Al, Mn dan logam berat lainnya termasuk netralisasi
terhadap insektisida. Berkaitan dengan kesuburan fisika tanah, bahan organik
berperan dalam memperbaiki struktur tanah melaui agregasi dan aerasi tanah,
memperbaiki kapasitas menahan air, mempermudah pengolahan tanah dan
meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi. Pengaruh terhadap biologi tanah,
bahan organik berperan meningkatkan aktivitas mikrobia dalam tanah dan dari
hasil aktivitas mikrobia pula akan terlepas berbagai zat pengatur tumbuh
(auxin), dan vitamin yang akan berdampak positip bagi pertumbuhan tanaman.
II. Terhadap
Tanaman Tembakau.
Berdasarkan hasil penelitian
(Djajadi, dkk, 2002) pupuk organik sebagai sumber bahan organik efektif dalam
meningkatkan pertumbuhan, hasil dan mutu tembakau, serta meningkatkan serapan
unsur hara N dan P pada tanaman tembakau. Semakin banyak dosis pupuk organik
yang diberikan, maka serapan hara N dan P juga akan meningkat. Dibandingkan
dengan tanaman yang hanya dipupuk 570 kg ZA dan 100 kg SP 36 per hektar,
pemberian pupuk organik 5000 kg/Ha (mengandung 125 kg N dan 175 kg P2O5) dapat
meningkatkan indeks mutu dan indeks tanaman masing-masing sebesar 36,14% dan
95,58%. Nilai indeks mutu ditentukan oleh harga dari masing-masing mutu yang
dihasilkan selama proses panen, yang meliputi pemeraman, perajangan dan
pengeringan. Penilaian mutu pada tembakau rajangan didasarkan atas aroma,
pegangan dan warna rajangan hasil prosesing.
Meningkatnya dosis pupuk organik
atau meningkatnya kadar unsur N yang terkandung, maka cenderung terjadi
penurunan nilai indeks mutu. Hal ini disebabkan daun tembakau yang dipupuk
dengan dosis N yang lebih tinggi akan berwarna lebih hijau, sehingga akan
memperlambat proses pemasakan dan proses pemeraman. Hal tersebut akan
berpengaruh terhadap hasil rajangan kering, terutama dalam warna rajangan yang
kurang cerah. Oleh karena itu hasil rajangan tembakau tersebut mempunyai nilai
mutu rendah dengan harga yang lebih murah. Hasil ini sejalan dengan nilai
indeks tanaman yang merupakan indeks nilai yang mengindikasikan hasil jual
tembakau, karena nilai indeks tanaman sangat ditentukan oleh indeks mutu.
Tembakau yang dipupuk organik dengan dosis 5000 kg/Ha mempunyai nilai indeks
tanaman tertinggi dan bila dosis ditingkatkan, nilai indeks tanaman cenderung
menurun.
Sumber :
-
Anonymous, 2006, Pembuatan Pupuk Organik, Dinas
Pertanian dan Tanaman Pangan, Kabupaten Tulungagung.
-
Djajadi, M.Sholeh dan Nunung Sudibyo, 2002,
Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik ZA dan SP36 Terhadap Hasil dan Mutu
Tembakau Temanggung Pada Tanah Andisol, Jurnal LITTRI Vol. 8, No.1.
-
Suntoro Wongso Atmojo, 2003, Peranan Bahan
Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya, Pidato Pengukuhan
Guru Besar Ilmu Kesuburn Tanah Fak. Pertanian Universitas Sebelas Maret,
Sebelas Maret University Press, Surakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar